Feminisme 101

Feminisme

Kring-kring, saya menemukan ada miskonsepsi yang berujung pada perilaku misoginis di sini. Izinkan saya menjelaskan beberapa miskonsepsi yang terlanjur beredar.

Feminis itu apa?

Feminisme adalah gerakan yang menuntut kesetaraan gender dengan menghilangkan opresi berdasarkan gender yang langgeng dalam budaya patriarki.

Feminis cuma peduli hak cewek doang, pengennya cewek lebih tinggi dari cowok

Ini adalah miskonsepsi paling umum dalam masyarakat. Tidak, feminis pada dasarnya tidak melawan laki-laki. Yang dilawan adalah budaya patriarki. :)

Patriarki itu apa sih? Daritadi patriarki-patriarki terus

Patriarki adalah sistem dimana laki-laki dipercaya lebih tinggi derajatnya dari perempuan, sehingga dalam praktiknya terdapat perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang seakan tidak bisa diganggu gugat padahal tiap individu berbeda dan tidak bisa disamaratakan. Contoh sederhana dari budaya patriarki adalah pemahaman bahwa laki-laki harus bekerja dan perempuan harus mengurus rumah tangga. Nah, feminisme berusaha mengikis hal ini sehingga tidak ada ketimpangan.

Tapi kan sekarang perempuan udah bisa kerja

Iya, terima kasih untuk Ibu kita Kartini, perempuan bisa berpartisipasi dalam pembangunan negara. Namun perjuangan belum selesai, masih ada banyak permasalahan yang harus ditangani seputar opresi gender ini, mulai dari pernikahan dini, kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual yang seringkali menjadi ajang victim blaming, peran ganda dimana seringkali perempuan bekerja sekaligus harus mengurus keluarga (padahal keluarga dibangun oleh dua orang), praktik menjadikan perempuan sebagai objek seksual, dan lain-lain.

Katanya kesetaraan, tapi kok yang diurus soal cewek aja?

Karena yang diopresi adalah perempuan, dengan korban yang kebanyakan perempuan :'(. Seandainya yang diopresi sekian-lama-entah-dari-kapan adalah laki-laki, mungkin nama gerakannya akan berbeda. Namun feminis tidak mengabaikan laki-laki kok, justu kita mengajak laki-laki untuk menjadi feminis yang melawan budaya patriarki karena ada juga korban di pihak laki-laki.

Ah masa sih? Kekerasan ke cowok ada kok, pelecehan seksual ke cowok juga ada, trus kalo ga mau peran ganda ngapain minta kesetaraan?

Oke, kita bahas satu-satu ya.
  • Kekerasan ke laki-laki ada, iya ada, namun kasus kekerasan terhadap perempuan memang sangat banyak dan sangat tersistem. Perempuan dipukul, disetrika, tidak dianggap suaranya, dan itu dianggap normal karena menurut budaya patriarki perempuan yang tidak patuh pada laki-laki katanya boleh dikasari. Padahal hei, patuh menurut siapa? Kepatuhan satu arah berpotensi membuat satu pihak menjadi otoriter. Kekerasan pada laki-laki pun sebenarnya juga tidak jauh dari budaya patriarki, dimana laki-laki itu musti jantan, keras, nggak boleh cengeng, padahal siapa sih yang mau dikasari? :'(
  • Pelecehan seksual ke laki-laki juga ada, iya, namun lagi-lagi, pelecehan seksual terhadap perempuan sangat banyak dan tersistem. Coba berapa banyak orang yang menganggap tubuh perempuan itu sumber fitnah? Coba berapa banyak yang setuju perempuan yang pulang malam atau berpakaian terbuka pantas diperkosa? Coba berapa banyak orang yang menganggap perempuan tukang friendzone mending dihamili aja? Kemarin ada lho mahasiswi yang pakai celana panjang masih dipegang-pegang pahanya, trus polisinya malah bilang kalau nggak pakai rok pendek bukan pelecehan namanya. Jujur kalau soal ini saya makin sedih kalau nerusin, soalnya sering kealamin sama saya padahal saya berjilbab :'(. Pelecehan seksual ke laki-laki nggak diabaikan kok, malah feminis support para penyintas, laki-laki maupun perempuan. Justru biasanya mereka-mereka yang masih kukuh sama budaya patriarki yang suka ngejek karena dianggapnya laki-laki pasti doyan seks :'(
  • Hak untuk bisa bekerja dan berpenghasilan seharusnya bisa dimiliki baik oleh laki-laki maupun perempuan, karena salah satu kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri, yang salah satunya bisa disalurkan dengan bekerja. Nah ketika berkeluarga, tentunya akan ada kompromi. Idealnya, baik suami dan istri dapat bersuara, meski hasil akhir ya tergantung kompromi keluarga masing-masing. Namun yang sering terjadi adalah perempuan hanya diberi hak untuk bekerja, namun tidak diizinkan untuk berbagi tugas domestik dengan dalih kodrat perempuan, padahal seringkali perempuan bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Nah, kalau keduanya bekerja, alangkah baiknya kalau tugas domestik (termasuk ngurus anak) pun dikerjakan berdua.

Kok enak perempuan bisa milih kerja atau nggak, sementara laki-laki musti kerja. Katanya kesetaraan.

  • Iya, saya nggak menutup fakta bahwa laki-laki dalam patriarki pun dipaksa harus punya pekerjaan dalam kehidupan bermasyarakat. Pacar saya juga sering komplain tentang itu, ditekan musti cepat-cepat kerja sama orang tuanya, sama orang-orang sekitar juga, dengan dalih biar cepat nikahin saya (padahal saya belum butuh haha). Pernah juga saya baca komen berita soal laki-laki yang memilih jadi bapak rumah tangga lalu malah dinyinyirin "nggak jantan" "melawan kodrat", mirip-mirip kan sama nyinyir ke perempuan yang memilih kerja? Iya, soalnya nyinyir ini datangnya sama-sama dari budaya patriarki.
  • Nah, oleh sebab itu yang dilawan adalah patriarki. Mungkin untuk laki-laki narasinya bisa berbeda, misalnya "laki-laki bisa menjadi bapak rumah tangga yang baik!", "mengurus anak adalah hak laki-laki juga" atau semacamnya. Ada lho kumpulan feminis laki-laki seperti Aliansi Laki-laki Baru misalnya.

Ah bohong nih feminis buktinya banyak cewek yang cuma mau enaknya doang

Sayangnya feminisme nggak semenarik bisnis-bisnis online yang katanya bisa menghasilkan jutaan perbulan, jadi memang tidak semua perempuan itu feminis maupun perwakilan dari feminisme. Saya mohon maaf kalau ada sesama perempuan yang pernah menyakiti, tapi mohon tidak memaksakan stereotipe karena nggak ada yang pengen digeneralisasi :'). Pun sebenarnya gender-role dan stereotipe merupakan warisan patriarki.

Mari kita saling belajar, namun tolong jangan ada generalisasi beracun di antara kita.

Komentar