Aku Ini Apa?

Batu Apung

Apa yang mereka harapkan dariku?

Aku tahu tidak ada alasan bagiku untuk lari. Tidak pernah ada alasan bagiku untuk abai karena meski jiwaku muak dan tak ada secuil individu pun yang peduli, egoku tak pernah ingin mengalah. Ada cukup kemarahan yang tersimpan untukku bernapas sejenak ketika aku khilaf terjerembab dalam danau tak berdasar itu.

Hei, aku ini apa? Idaman tiap orang tua, heh? Manusia tidak pernah terlahir untuk sempurna, selalu ada baik dan tidak baiknya. Jadi, jika mereka menilaiku hanya dari baiknya, maka aku tidak dinilai sebagai manusia, menimbulkan pertanyaan paling tolol dalam hidupku, yang sayangnya, terpatri lebih lama dari semua pertanyaan yang ada dalam hidupku.

Hei, aku ini apa?

Mereka mungkin tahu, pura-pura tidak tahu, atau benar-benar tidak tahu, bahwa mereka iri padaku. Atau kalau bukan mereka, orang-orang di sekitar mereka yang iri padaku. Aku dihadapkan dengan anak kecil yang menangis, marah-marah, gamblang mengatakan benci padaku karena ibu dan kakaknya lebih banyak memujiku daripada memujinya. Aku dihadapkan dengan beberapa teman yang mengatakan betapa bangganya dia padaku, kemudian mengatakan betapa tidak bergunanya dia. Aku dihadapkan dengan seorang anak yang menyuruh ibunya mengadopsi aku dan membuang dirinya karena bosan dibanding-bandingkan denganku. Aku dihadapkan dengan dua orang anonim yang sangat membenciku di kelas, menurut seorang teman. Aku dihadapkan dengan seorang ibu yang berharap seandainya aku adalah anaknya.

Seandainya aku sebaik itu, aku tak akan protes. Sayangnya, aku bukan produk cerita dongeng. Aku ini Malin Kundang yang ketika dikutuk berubah menjadi batu apung hingga aku masih mengapung di samudra itu. Dan jikalau aku memang baik, pintar, bertanggung jawab, mandiri, kreatif, dst, maka itu tidak ada urusannya dengan mereka, anak mereka, ibu mereka, siapapun. Aku seperti ini dan tetap bergerak seperti ini karena aku ingin, bukan karena seharusnya seperti itu.

Tidak ada gunanya membandingkan satu batu dengan batu lainnya, terlepas itu berlian atau sekedar batu apung. Karena, batu apung akan terlihat lebih baik dari berlian jika mereka ingin batu yang terapung di air. Sayangnya, ini bukan tentang keinginan mereka. Ini tentang bagaimana seharusnya batu-batu tersebut mulai dilihat dengan sudut pandang yang lebih baik.

Komentar