Saya tidak habis pikir dengan mereka yang mengira pejabat dan pegawai negeri harus dinaikkan gajinya agar tidak korupsi.
Apakah segitu dangkalnya mental pejabat dan pegawai negeri kita, sehingga ketika mereka menjadi abdi negara, mereka masih membicarakan nominal? Memang katanya ada harga untuk sebuah profesionalitas. Tapi menjadi pejabat dan pegawai negeri bukanlah cita-cita profesi, melainkan sebuah panggilan untuk mengabdi, layaknya tentara yang dicabut hak pilihnya demi stabilitas negara, layaknya para relawan hebat yang berkarya di pelosok nusantara, layaknya ibu warung nasi dekat kampus yang rela diutang puluhan mahasiswa semata-mata agar mereka tak kelaparan, layaknya tukang jahit murah di sudut kumuh kota yang menjahit agar pakaian masyarakat sekitar tak compang-camping amat, layaknya mereka—yang tak dibayar—yang tiap tahun membuat logo alternatif perayaan kemerdekaan Indonesia karena logo resminya cuma sekedar tambah bendera.
Dan pilihan mengabdi datang dari hati nurani.
Ini masalah nilai. Banyak pengkarya yang mau dibayar mewah, tapi berapa banyak yang berkarya karena pengabdian pada negara? Saya heran, kenapa masih banyak yang salah kaprah menganggap bahwa posisi pejabat dan pegawai negeri adalah jalan menuju kemapanan di saat seharusnya mereka yang di posisi inilah yang memapankan negara. Mungkin ruang dan waktu telah memupus rasa cinta tanah air yang sepertinya kurang tertancap saat kita masih dididik. Mungkin ruang dan waktu telah memupus kebajikan tiap anak naif yang yakin bahwa mereka yang duduk di kursi itu adalah mereka yang peduli. Mungkin ruang dan waktu telah memupus kepercayaan si programer lepas yang bekerja siang malam untuk membuat sebuah aplikasi e-government dan harus pasrah saat bayarannya dipotong 90% untuk biaya birokrasi padahal sebentar lagi istrinya akan bersalin.
Atau jangan-jangan, ruang dan waktu juga telah memupus panggilan hati untuk mengabdi, sehingga lagu Bagimu Negeri sudah tak bermakna lagi isinya dalam sanubari.
Padamu negeri kami berjanji
Padamu negeri kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami
Bagimu Negeri, ciptaan Kusbini
Komentar